Jumat, 04 September 2015

KOMUNIKASI LINGKUNGAN INTERNAL


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
       Komunikasi sepertinya telah menjalar di segala sendi kehidupan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian berita ari suatu sumber berita kepada orang lain ( suharismi Arikunto, 2008). Komunkasi menjadi bagian yang terintegrasi dan seolah tak bisa dipisahkan begitu saja dalam kehidupan sehari – hari. Hal ni wajar mengingat hakikat manusia sendiri merupakan makhlk social yang dimana dalam kehidupannya selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Komunikasi pendidikan atau sering disebut dengan humas pendidikan, dalam hal ini tentu pengertiannya berbeda.
        Humas pendidikan menekankan hubungan sedangkan komunikasi lebih menekankan kepada bentuk hubungan penyampaian informasi. Bentuk komunikasi yang dilakukan bervariasi mulai dari komunikasi verbal maupun non verbal. Dalan menjalin sebuah komunikasi tentunya diperlukan adanya sebuah tehnik – teknik tertentu, hal ini dimaksudkan agar di dalam proses komunikasi tengah berlangsung nantinya tidak terjadi kesalahpahaman ( miss – understanding ) antara si pengirim pesan dan penerima pesan.
      
       Begitu halnya dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan komunikasi memegang peran yang sangat penting sekali. Bisa di bayangkan sebuah lembaga atau institusi pendidikan yang tidak bisa menerapkan komunikasi yang baik maka akan mustahil akan di capai hasil atau output yang maksimal. Komunikasi mempunyai fungsi sebagai penyampaian pesan berupa ilmu pengetahuan,teknologi maupun strategi untuk menerima dan memahami isi pesan tidak sama

B.       Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertin komunikasi ?
2.    Apakah Proses komunikasi intern dan ekstern dalam Humas Pendidikan ?
3.    Apakah Teknik Komunikasi efektif dalam humas pendidikan ?
4.    Apakah Hambatan dalam komunikasi pendidikan ?
5.     
C.       Tujuan
1.    Mengetahui pengertian komunikasi
2.    Mengetahui Proses komunikasi intern dan ekstern dalam Humas Pendidikan
3.    Mengetahui Teknik Komunikasi efektif dalam humas pendidikan
4.    Mengetahui Hambatan dalam komunikasi pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian komunikasi
       Begitu banayk pakar dan sarjana yang mendefinisikan komunikasi itu sendiri, maka kan membingungkan kita dalam memaknai komunikasi itu sebenarnya. Ada baiknya kita memahami hakikat komunikasi anatar manusia yang sebenarnya. Istilah komunikasi pertama kali lahir dari bahas latin communis  yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.maka lahirlah beberapa definisi dari pakar antara lain : D. Lawraences Kincaid (1981) yang melahirkan definisi baru yang menyatakn bahwa, komunikasi adlah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengn satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang medalam”. Sementara itu ada definisi lain Komunikasi misalnya pendapat dance (1967) mendefinisikan komunikasi dalam kerangka kerja psikologi perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai “ pengungkapan respon melalui respon melalui simbil -  symbol verbal”, dimnan symbol verbal itu bertindak sebagai perangsang ( stimuli ) bagi respon yang terungkap tasi. Pakar komunikasi lain, Edwin Newman pun (1948) juga telah mendefinisikan komunikasi sebagai “suatu proses ketika sejumlah orang dirubah menjadi kelompok yang berfungsi”.
       Setelah mengkaji definisi beberapa pendapat para ahli diatas, setidaknya dapat kita tarik benang merah bahwa komunikasi merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua manusia atau lebih yang terjadi secara dua arah. Komunikasi yang demikian dinamakan komunikasi interaksi. Jika interaksi tersebut dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, maka dinamakan interaksi educative. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, komunikasi pendidikan adalah komunikasi yang terjadidalam suasana pendidikan. Di sini komunikasi tidak lagi bebas, tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

B.       Proses komunikasi intern dan ekstern dalam Humas Pendidikan
       Apabila sekolah dipandang sebagai suatu organisasi maka bentuk ataupun pola komunikasi yang terjadi dibedakan menjadi dua bentuk yakni: komunikasi internal dan eksternal.
1.        Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam sekolah yakni:
Ø  Anatra kepala sekolah dengan guru
Ø  Anatara kepala sekolah dengan siswa
Ø  Antara kepala sekolah dengan Tata Usaha
Ø  Antar guru dengan guru
Ø  Antara guru dengan siswa
Ø  Antara guru dengan Tata Usaha
Ø  Antara siswa dengan Tata Usaha

2.        Komunikasi eksternal adalah bentuk komunikasi yang terjadi anatra sekolah dengan masyarakat yakni orang tua atau wali murid, pemerintah setempat dan masyarakat pada umumnya.
Dalam bagan pertama menunjukan proses komunikasi dalam humas pendidikan yang terjadi anatar berbagai elemen pendidikan yang sifatnya kedinasan, resmi dan formal dan ada juga pola yang tidak resmi. Dalam pola hubungan resmi terjadi antara sekolah dengan kanwil depdikbud maupun Departemen pendidikan dan kebudayaan pusat disebut dengan hubungan vertical (jalur menegak). Sementara pola hubungan yang semi-resmiterjadi antara sekolah dengan masyarakat dalam ini termasuk wali murid. Ditinjau dari arah proses komunikasinya maka di bedakan menjadi:
a.    Komunikasi keatas, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga dibawahkan oleh lembaga yang dituju. Isi komunikasi dapat berupa:laporan, informasi, keluhan dan saran.
b.    Komunikasi kebawah, yaitu komunikasi yang dberikan oleh atasan kepada bawahan dalam jalur organisasi. Komunikasi terjadi:
ØDari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan kepada Instansi di Daerah, yaitu Kanwil Depdikbud.
ØDari Kepala Kanwil ke Kepala Bidang
ØDari Kepala Sekolah kepada guru-guru, tata usaha dan siswa.

C.       Teknik Komunikasi efektif dalam humas pendidikan
       Dalam hal ini penyampaian sebuah informasi dalam komunikasi, dalam hal ini tentu saja adalah  komunikasi pendidikan atau yang bisa disebut dengan humas pendidikan terkadang sering di jumpai kesalahpahaman dalam memahami maksud dan isi sebuah pesan atau pun informasi. Ha ini dikarenakan berbagai factor diantaranya: latarbelakang budaya tingkat penddikan seseorang. Interpretasi suatu pesan akan terbentuk daripola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya dan tingkat pendidikan seseorang antara komunikator dengan komunikasi maka komunikasi akan efektif. Oleh karena itu,  untuk mengefektifkan proses komunikasi maka diperlukan berbagai macam model dan media komunikasi yang beragam guna menghadapi berbagai macam karakteristik orang yang berbeda di dalam sebuah proses komunikasi dalam dunia pendidikan. Hal ini sangat pentik dilakukan mrngingat kemampuan setiap orang dalam meyerap pesan dari sebuah informasi yang berbeda-beda.
      
        Dari berbagi macam model komunikasi yang efektif, setidaknya ada tiga jenis model komunikasi yang utama. Pertama, model komunikasi linier, model komunkasi ini di kemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Model linier berasumsi bahwa seseorang hanyalah engirim atau penerima tentu saja ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi. Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan ( noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama sebuah pesan yang diterima oleh penrima.
       Hal ini biasanya terjadi pada komunikasi internal antara kepala sekolah dan bawahannya meliputi guru, siswa  TU dan komite sekolah. Komunikasi yang dilakukan melalui telepon seringkali mengalami gangguan, misalnya siyal yang kurang baik di lokasi penerima pesan sehingga mengakibatkan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan tidak dapat berjalan dengan optimal dan mengakibatkan miss understanding of communication.

       Kedua, model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm  pada tahun 1954 yang menekan kan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunkasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui social, tepatnya melalui pengambilan orang lain. Ketiga, model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund  pada tahu 1970. Model ini menggaris bawahi pengirim dan penerima pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus menerus mengirim dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi, ( komunikator) melakukan proses negoisasi makna. Contoh manifes dari model komunikasi transaksional adalah ketika kepala sekolah bermusyawarah dalam sebuah rapat komite beserta para guru dan wali murid. Disana sering dijumpai adanya wali murid yang melakukan interupsi detengah rapat yang sedang berlangsung. Ha ini mengindikasikan adanya partisipasi aktif antara wali murid dengan pihak sekolah dalam hal ini tentu saja kepala sekolah, guru dan komite sekolah.

       Selain model komunikasi seperti diatas, media turut memegang peranan yang amat penting dalam keefektifan sebuah proses komunikasi. Media terbagi menjadi dua, yaitu media langsung dan media tidak langsung.
a.     Media langsung
    Yang tergolong media langsung adalah
1.    Rapat-rapat formal yang diselenggarakan sekolah dengan mengundang orang tua siswa dan tokoh – tokoh masyarakat. Dalam rapat ini di sampaikan program sekolah dalam upaya peningkatan kegiatan dan mutu pendidikan.
2.    Pekan pendidikan
     Pada saat ini sekolah menampilkan prestasi dan kreasi para siswa sebagai sarana promosi sekolah.
3.    Hari ulang tahun sekolah
      Pada peringatan HUT sekolah ini, hubungan kerja sama antara sekolah dengan orang tua, alumni dan mayarakat juga dapat digalang melalui acara yang melibatka semua pihak.
4.    Karyawisata
     Widyawisata gerak jalan atau sepesa santai bersama dan lain-lain.
5.    Kunjungan rumah ( visit home )
      Hal ini dlakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang situasi rumah anak didik tertentu. Dengan demikian, bukan hanya guru sebagai orang tua kedua disekolah tetapi orangutan kedua dirumah.
b.        Media Tidak Langsung
       Yang dimaksud media tidak lansung disini adalah media tanpa tatap muka.
       Sekolah mengadakan hubungan dengan masyarakat :
1.    Media cetak berupa: Buletin atau majalah sekolah, Koran, brosur, booklet atau leaflet.
2.    Media elektronik: telepon,siaran radiodan televise, video,kaset, slide dan computer.

D.       Hambatan dalam komunikasi pendidikan
       Subjek gangguan dalam hal ini (noise) adalah sesuatu yang paling membatasi efektifitas penyampaian pesan. Ada dua jenis gangguan utama dalam komunikasi, yaitu gangguan semantic dan saluran. Hasil dari gangguan itu sama yakni menyusut arti saat terjadi penyampaian pesan.

1.        Gangguan saluran (channel noise)
       Gangguan jenis ini meliputi setiap gangguan yang mempengaruhi kehandalan fisik penyampaian pesan. Bisa diartikan pula sebagai segala hambatan yang terjadi diantara sumber dan audience. Misalnya, seseorang berbucara dalam sebuah ruangan tengah pembicara lainnya, suara pintu tertutup, dan gangguan lain seperti itu yang dapat menghalangi pencapaian informasi. Gangguan semantic. Gangguan jenis ini terjadi karena salah menafsirkan pesan. Dalam setiap jenis kegiatan komunikasi sering terjadi kesenjangan atau ketidaksesuian antara kode yang digunakan oleh pengirim dengan yang dipahami oleh penerima kendati pesan yang diterima sama seperti keyika dikirimkan.
Sumber gangguan semantic sebagai berikut ;
Kata-kat terlau sukar, masalahnya terlalu sukar dimengerti oleh penerima. Perbedaab dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yng digunakan antara pengirim dan penrima pesan., yakni penerima pesan berpikir bahwa kata yang dimaksud menunjukan pada sesuatu yang berbeda dengan yang dimaksud oleh pengirimnya. Pola kalimat yang membingungkan penerima pesan.
Perbedaan budaya antara pengirim dan penerima pesan, yakni intonasi ,gerak,mata,tangan atau bagian badan lainnya.

Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, hambatan –hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu:
v  Status effect
Adanya perbedan pengaruh status social yang dimiliki setiap manusia. mislny karyawan dengan status social yang lebih rendah harus tunduk dan patuh pada semua perintah atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat  atau takut mengemukakan aspirasi atau  pendapatnya.

v  Semantic Problem
Factor semantic meyangkut bahsa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi, seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh: pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi , kedelai menjadi keledai, dan lain-lain.

v  Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat dibedakan disebabkan karena perbedaan cara pandang yang sempit pada diri sendiri dan perbedaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

v  Cultrul Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan social. Dalam satu organisasi terhadap beberapa suku, ras dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda tiap suku. Seperti contoh: kata “jangan “ dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut sebagai suatu jenis makanan berupa sup.

v  Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan ,suara hujan atau petir dan cahaya yang kurang jelas.

v  Poor choice ‘of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada mediayang dipergunakan dalam melancarkan komnikasi. Contoh dalam kehidupan sehari – hari, misalnya : sambungan telepon yang terputus-putus, suara radio ang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televise, atau huruf ketikan yang buram pada suarat, sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

v  No Feed Back
Hambatan tersebut adalah ketik seseorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak ada respond an tanggapan dari receiver. Maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh: seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditunjukan kepada karyawan. Dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon. Dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan yang disampaikan seorang manajer.



BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
       Komunikasi merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua manusia atau lebih yang terjadi secara dua arah. Jenis komunikasi ada dua yaitu ekstern ( komunikasi kepala sekolah dengan pihak luar lingkungan sekolah) dan intern (komunikasi dengan pihak yang ada dalam sekolah).
        Teknik komunikasi yang efektif dalam humas pendidikan dapat memanfaatkan media langsung (melalui rapat formal,pekan pendidikan, HUT sekolah, karya wisata,visit home), seperti media tidak langsung seperti : televise,computer,telepon dan bulletin.
Hambatan yang muncul dalam komunikasi pendidikan antara lain:
a.         Hambatan dalam proses komunikasi
b.        Hambatan fisik
c.         Hambatan semantic
d.        Hambatan psikologis.


DAFTAR PUSTAKA




Kampus            : STKIP Kusuma Negara
Program          : S.1 Pendidikan Matematika
Mata Kuliah   : IPA/IAD
Penyusun         : SELLA APRIYANTI
                            NURMIATUN HASANAH/ PIPIT
                           SRIDEVI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terikamasih